Blog ini berisi materi materi yang ringan seputar lingkup teknik sipil, sedangkan yang bahasan dengan materi materi yang berat berat tidak ada disini, kalau disini sih yang ringan ringan saja, yang mudah dipahami, yang bisa dicerna dan bisa dimengerti.
Dalam mencapai sebuah "esensi", saya lebih senang mempelajari dari hal yang paling kecil dulu, yang masih "gabah", yang dalam mainstream modern dan "instanitas" dianggap oleh sebagian orang sebagai sesuatu yang tidak penting dan membuang buang waktu.(Lutfi Andrian WS)

Sunday, April 25, 2010

Cara Menghitung Volume Beton Bertulang

Ok! langsung aja ya,..

Katakanlah saya punya balok dengan ukuran 30/50 dengan panjang 5 meter, dengan tulangan yang saya rencanakan adalah 3D16 dibagian atas (bagian tekan), dan 2D16 dibagian bawah (bagian tarik), serta beugel/sengkangnya adalah Ø8 jarak 15 cm (Ø8-150), penutup beton direncanakan 5 cm

sloof2

Pertanyaan :

  1. Hitunglah kebutuhan tulangan utama ?
  2. Hitunglah kebutuhan tulangan sengkang/beugel ?
  3. Hitunglah Berat besi per meter3  beton ?

Jawab :

1. Tulangan utama = 3D16 + 2D16 = 5D16 ( D16 dengan jumlah 5 buah ), karena panjang baloknya adalah 5m, maka volume besi tulangan D16 adalah 5D16 x 5m’ = 25 m’.

- Besi yang dipakai adalah besi KS (krakatau Steel), jadi panjang yang didapat adalah betul-betul panjang yang standard yaitu = 12 m, sehingga kebutuhan besinya adalah 25/12 = 2.083 lonjor

- Berat per meter’ besi D16 = 0.006165 x 162  x 1 = 1.574 kg

- Total berat besi = 1.574 kg x 25 = 39.36 kg

- Jadi kebutuhan tulangan utama adalah 2.083 lonjor ( berat = 39.36 kg)

2. Panjang sengkang sisi horizontal = 30 cm – lebar penutup beton kiri – lebar penutup beton kanan = 30 cm – 5 cm – 5 cm = 20 cm

- Panjang sengkang sisi vertikal = 50 cm – lebar penutup beton atas – lebar penutup beton bawah   = 50 cm – 5 cm – 5 cm = 40 cm

- Bengkokan sengkang = 5 cm + 5 cm = 10 cm

- Panjang satu buah sengkang adalah = 40 cm + 20 cm + 40 cm + 20 cm + 10 cm = 130 cm = 1.3 m

- kebutuhan besi sengkang per 5m panjang balok dengan jarak tiap sengkang = 15 cm = 0.15 m adalah = (5m / 0.15m)  = 33.33 buah

- Kebutuhan total besi sengkang per 5m panjang balok = 33.33 x 1.3 m = 43.33 m’

- Besi yang dipakai adalah besi full ( panjang dipasaran biasanya = 11.7 m), jadi kebutuhannya adalah = 43.33 m / 11.7 m = 3.7 lonjor………….. ( 4 lonjor)   

- Berat 1 lonjor dari besi Ø8 = 0.006165 x 82 x 11.7 = 4.616 kg, maka jika yang dibutuhkan 4 lonjor, maka beratnya = 4.614 kg x 4 = 18.46 kg

- Jadi kebutuhan tulangan sengkangnya adalah 4 lonjor ( berat = 18.46 kg ) 

3.  Berat besi per meter2 beton adalah :

- Berat besi D16 = 39.36 kg

- Berat besi sengkang = 18.46 kg

- Volume beton = (0.3 x 0.5) x 5 m = 0.75 m3

- Berat besi D16 per m3 = 39.36 / 0.75 = 52.48 kg/m3

- Berat besi sengkang Ø8  per m3 = 18.46 / 0.75 = 24.61 kg/m3

- Total berat besi secara keseluruhan = 52.48 kg/m3 + 24.61 kg/m3 = 77.09 kg/m3

- Berat besi per m3 beton (dalam prosentase) adalah = (77.09 kg / 7850 kg/m3) x 100% = 0.98 %……….(catatan : 7850 kg/m3 = berat jenis besi)

 

Catatan :

Dalam perdagangan di toko-toko bahan bangunan atau material, terdapat bermacam-macam istilah besi untuk pembesian (tulangan beton), diantaranya adalah besi KS (Krakatau Steel), Besi full, besi banci, dan sebagainya.

Besi KS adalah besi dengan diameter utuh dan panjang standard. Misalnya besi KS diameter 22 mm, bila diukur dengan menggunakan alat ukur suighmat (mistar sorong yang merupakan alat ukur ketebalan dengan ketelitian hingga 0.01 mm) maka akan diperoleh diameter 22 mm dan panjang 12 m (panjang standard) sehingga tidak berkurang atau sama dengan yang disebutkan.

Besi full adalah besi dengan diameter penuh sesuai diameter besi yang disebutkan. Misalnya, besi 16 mm tetap memiliki ketebalan dengan dengan diameter 16 mm, tetapi panjangnya terkadang ada yang kurang dari standard 12 m (umumnya hanya 11.7 m)

Besi banci adalah besi yang tidak sesuai dengan ukuran dan diameter dan panjangnya itu sendiri, misalnya, besi diameter 12 mm yang bila diukur dengan mistar sorong, hanya diperoleh 10.5 mm, dan panjangnya pun hanya 11 m

Friday, April 23, 2010

CARA CEPAT MENGHITUNG BERAT BESI TANPA TABEL

Berbicara tentang struktur, khususnya struktur beton bertulang, menghitung kebutuhan besi adalah hal pokok yang tidak bisa dihindari, dan lebih-lebih jika hal tersebut dihubungkan dengan RAB ( rencana anggaran biaya ) maka hal tersebut menjadi sangat penting.

Dalam menghitung berat besi, kadangkala konversi perhitungannya lebih mengarah ke parameter berat (kg) daripada ke parameter jumlah batang (misal : lonjoran), kalau tidak percaya anda boleh jalan-jalan ketoko besi (khususnya yang menjual besi tulangan dan plat)  kemudian tanyakan ke penjualnya, untuk beli besi tersebut hitungan harganya berdasarkan jumlah besi yang anda beli ataukah berdasarkan berat dari besi secara keseluruhan yang anda beli ? ( atau kalau dalam istilah tukangnya “lonjoran, bijian ataukah kiloan ???”),

Perumusan praktis untuk menghitung berat besi  

Secara umum perumusan untuk menghitung berat besi adalah :

Vb x Bjb  = ….. Kg

dimana : Vb  =  Volume besi (m3)

              Bjb =  Berat jenis besi = 7850 (kg/m3)

Contoh :

1.  Pelat besi dengan ukuran (1m x 1m) dengan tebal pelat 1 mm, hitung beratnya ?

berat besi =  (1  x 1  x 0.001) m3   x   7850 kg/m3   =  7.85 kg

(Cat : 1 mm = 0.001 m)   

2.  Base plate dengan ukuran (25 cm x 30cm) dengan tebal plat 12 mm, hitung beratnya ?

berat base plate = (0.25 x 0.30 x 0.012) m3   x   7850 kg/m3 = 7.065 kg

Sampai disini cukup mudah dipahami kan?…..nah sekarang bagaimana perumusannya untuk menghitung berat dari besi tulangan untuk beton?.

Jawabannya :

Caranya sama tidak ada yang beda, intinya adalah volume dikalikan dengan berat jenis besi.

Contoh :

1.  Hitung berat besi tulangan diameter 16 dengan panjang 12 meter ?

luas penampang Ø16 = 1/4 (π) d2 = 1/4(3.14)(0.016)2 = 0.00020096 m2

volume Ø16  =  luas penampang x panjang batang = 0.00020096 m2 x  12 m  =  0.002411 m3   

berat besi Ø16 =  Volume x 7850 kg/m3  =  0.002411 m3   x 7850 kg/m3   = 18.93 kg

cukup mudah kan ?, dari cara yang saya uraikan diatas, ada lagi cara yang lebih cepat untuk menghitung berat dari besi tulangan tersebut, yaitu dengan menggunakan perumusan :

Berat besi tulangan  =  0.006165  x  d2  x   L    …(Kg)

dimana : d  =  diameter tulangan            (mm)

              L  =  panjang batang tulangan  (m)

Contoh :

2. Hitung berat besi dari contoh soal no 1, dengan perumusan diatas ?

berat besi Ø16 = 0.006165  x  162  x  12  = 18.93 kg

sama kan hasilnya,..silahkan anda menghitung sendiri dengan mencoba-coba ukuran besi tulangan yang lain, dan saya pastikan bahwasanya dua cara diatas akan menghasilkan hasil yang sama,…buktikan sendiri brow, insya Allah pasti sama.

Nah… sekarang yang menjadi pertanyaan adalah “darimana asal angka 0.006165 dari perumusan diatas?”.

berikut adalah penjabarannya :

Seperti yang sudah saya uraikan diatas, rumus mencari berat besi adalah : Vb  x  Bjb

dimana Vb = Volume besi dan Bjb = Berat jenis besi = 7850 kg/m3 

Jadi berat besi tulangan (penampang bulat) :

= Vb  x  7850 kg/m3  

= ( 1/4 x π x d2  x  L )  x  7850 kg/m3 

= 1/4  x  3.1415  x  d2   x   L  x  7850  kg/m3 

karena d = diameter tulangan disebutkan dalam satuan milimeter (mm), maka kita konversi dulu ke meter (m), 

d2  = (d x d)…………………….……mm2 

dikonversi ke meter ( 1mm = 0.001 m )   

     = ( 0.001d x 0.001d )

     = ( 1x 10-6 ) d2 …………………m2

Sehingga,

= 1/4  x  3.1415  x  ( 1x 10-6 ) d2  x   L x  7850 

= 0.006165 d2  x   L

Jadi perumusan untuk menghitung berat besi adalah = 0.006165 d2  x   L

Nb :

Sekedar sebagai perbandingan, berikut saya lampirkan tabel berat besi, silahkan anda mencoba-coba sendiri dengan membuktikan perumusan diatas untuk menghitung berat dari besi tulangan dan bandingkan hasilnya dengan tabel berat besi berikut ini :

 tabel besi

warna kuning = menyatakan panjang batang tulangan

warna hijau = menyatakan diameter tulangan

Contoh penggunaan tabel :

1. berat besi dari tulangan dengan diameter 12 dengan panjang 11 meter  = 9.77 kg

Cek menggunakan rumus berat besi :

berat besi Ø12 = 0.006165  x  122  x  11  = 9.77 kg …..( sama)

 

Semoga bermanfaat…

by : Lutfi @ndrian (www.kampustekniksipil.co.cc)

Sunday, April 18, 2010

Manajemen Gambar CAD dengan LAYERS II

Bekerja dengan banyak gambar di autocad tentunya akan sangat merepotkan jika dalam penggambarannya tidak diiringi dengan "manajemen gambar" yang baik.  maksud manajemen gambar dalam konteks ini adalah mengatur segala sesuatu (tools dan menu yang disediakan autocad) yang berguna untuk memudahkan penggambaran. Ada banyak cara dalam memanajemen gambar dalam AutoCAD, dan salah satunya cara dalam memanajemen gambar tersebut adalah dengan menggunakan “Manajemen Layer” .

Sebelum membahas tentang manajemen layer pada AutoCAD, ada baiknya perlu saya ulaskan sedikit mengenai layer itu sendiri. layer secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengelompokan objek secara bersama-sama. Layer sendiri dapat diibaratkan sebagai suatu kertas yang tembus pandang, tiap-tiap kertas (layer) tersebut mempunyai karakteristik masing-masing. nah…taruhlah sekarang anda mempunyai  5 buah kertas (layer), dan katakanlah anda ingin menggambar sebuah  rumah pada kertas-kertas (layer) tersebut. Pada kertas pertama anda buat gambar atapnya, kemudian pada kertas kedua anda gambar dinding-dindingnya, pada kertas tiga anda buat gambar jendela dan pintunya, selanjutnya pada kertas keempat dan kelima masing-masing anda gambar teras dan taman-tamannya. Nah…jika kemudian kertas-kertas tembus pandang ini ditumpuk menjadi satu, maka akan menjadi satu kesatuan gambar yang disebut dengan gambar rumah. Sekarang timbul pertanyaan “ Lho kenapa harus pakai lima kertas gambar, kan pakai satu kertas gambar aja sudah cukup toh???”,

New Picture (32)

Jawabannya :

Disinilah letak penting layer, dia telah mengelompokan tiap objek pada kertas (layer) terdefinisi. Memang benar satu kertas saja sudah cukup untuk menggambar, tapi jika suatu ketika anda membutuhkan atau mau mengedit objek tertentu seperti gambar atap misalnya, maka ruang gambar anda akan terbatasi oleh objek seperti dinding, jendela, teras, dll yang seharusnya dapat anda matikan (off) atau dikunci (lock) jika anda menggunakan banyak kertas (layer). Jadi apabila kertas (layer) tertentu tidak ingin anda perlihatkan pada layar tampilan, maka setiap saat anda bisa membuat kertas (layer) tersebut menjadi lock (kunci), off (mati), atau freeze (bekukan/dimatikan). Inilah pentingnya penggunaan layer dan lebih-lebih lagi jika anda bekerja dengan banyak gambar (kompleks), maka pengunaan layer akan sangat berguna sekali.

   Beberapa Manfaat dari Layer

  1. Dengan semakin kompleksnya suatu gambar, maka layer yang berbeda dapat dihidup, dimatikan atau dikunci, sehingga penggambaran akan menjadi lebih mudah
  2. Elemen objek yang berlainan jenis dapat dibedakan dengan warna yang berlainan pula, sehingga pembedaan antar elemen objek satu dengan objek yang lainnya dapat dilihat dengan jelas
  3. Meningkatkan produktivitas gambar
  4. Dengan memanfaatkan layer, pada waktu akan mencetak gambar, dapat dipilih gambar tertentu yang dikehendaki saja.

Cukup mudah dipahami kan…..!, baik sekarang kita akan melanjutkan ke inti bahasan kita yaitu memanajemen gambar CAD dengan layer II. Kenapa disebut sebagai layer II, karena layer ini terletak pada customize-menu layer II pada menu tools di AutoCAD.

Manajemen Gambar CAD dengan LAYERS II

 layer II

Gambar diatas adalah tools dari Group Layers II, jika pada layar tampilan AutoCAD anda tidak ada, maka bisa dikeluarkan dengan cara klik kanan pada area kosong menu toolbar, kemudian pilih Layers II (lihat bagian yang saya lingkari pakai warna merah) pada gambar dibawah ini

menu layer

Klik Layers II, hingga muncul menu tools seperti ini :

layer II

Ada 10 tool pada menu tool layers II, dari kiri ke kanan adalah sebagai berikut :

  1. Layer Match
  2. Layer Change (Change to current layer)
  3. Layer Isolate
  4. Layer Unisolate
  5. Layer Copy Object (Copy object to new layer)
  6. Layer Walk
  7. Layer Freeze
  8. Layer OFF
  9. Layer Lock
  10. Layer Unlock

Adapun fungsi masing-masing tool, adalah sebagai berikut :

1. Layer match, berfungsi untuk mengganti layer dari objek yang terseleksi ke layer yang dikehendaki.

menu command : laymch

laymach Caranya : klik tool ini ( atau anda bisa ketik pada keyboard      ‘laymch’     kemudian enter ) - klik kiri objek yang akan diganti layernya – tekan enter – tekan  ‘n’ pada keyboard – tekan enter – kemudian muncul kotak dialog ‘change to layer’ seperti gambar disamping, pilih layer yang anda kehendaki – klik OK. Maka secara otomatis layer dari objek tersebut telah berganti menjadi layer lain yang telah anda pilih.

 

 

2. Layer Change (Change to current layer), berfungsi untuk merubah layer dari objek yang terseleksi ke layer sekarang yang sedang aktif

menu command : laycur

Caranya : klik tool ini ( atau anda bisa ketik pada keyboard   ‘laycur’  kemudian enter ) – klik kiri objek objek yang anda kehendaki – tekan enter, maka secara  otomatis layer objek tersebut akan berganti menjadi layer sekarang yang sedang aktif.

3. Layer Isolate, berfungsi untuk memisahkan layer dari object yang terseleksi terhadap layer object lain dengan cara me-locking (mengunci) objek yang tidak terseleksi tersebut. (nb : tool ini favorit saya kalau saya sedang mengerjakan gambar 3D he..he..he).

menu command : layiso

Caranya : klik tool ini ( atau anda bisa ketik pada keyboard   ‘layiso’  kemudian enter ) – klik kiri objek yang anda maksudkan – tekan enter 2x, maka secara otomatis semua objek lain selain dari objek yang anda klik tadi, akan redup warnanya dan layernya terkunci otomatis, sehingga anda akan lebih mudah jika anda akan mengedit objek yang anda klik tadi. ( info lengkap mengenai tool ini, lihat ulasan saya disini )

4. Layer unisolate, berfungsi untuk mengembalikan semua layer yang terkunci, akibat penggunaan layer isolate

menu command : layuniso

Caranya : setelah penggunaan layer isolate, maka klik tool ini (atau anda bisa ketik pada keyboard   ‘layuniso’  kemudian enter ), maka secara otomatis semua layer yang terkunci akan normal kembali.

5. Layer Copy Object (Copy object to new layer), berfungsi untuk mengkopi satu objek atau lebih ke layer lain.

menu command : copytolayer

New Picture (30)Caranya : klik tool ini ( atau anda bisa ketik pada keyboard      ‘copytolayer’     kemudian enter ) - klik kiri objek yang akan dicopy – tekan enter – tekan  ‘n’ pada keyboard – tekan enter – kemudian muncul kotak dialog ‘copy  to layer’ seperti gambar disamping, pilih layer yang anda kehendaki – klik OK – klik kiri basepoint dari objek tersebut – Copy ketempat yang anda inginkan. Maka secara otomatis layer objek baru hasil dari copy objek tadi  telah berganti layernya, ke layer baru yang telah anda kehendaki.

 

 

6.  Layer Walk, berfungsi untuk memeriksa objek berada pada layer yang mana

menu command : laywalk

Caranya : klik tool ini ( atau anda bisa ketik pada keyboard      ‘laywalk’     kemudian enter ), kemudian akan muncul kotak dialog layer walk, dari sini anda bisa mengecek/menginvestigasi objek anda berada pada layer yang mana, silahkan dengan mengklik layer tersebut satupersatu, dan anda bisa melihat efek yang terjadi pada layar gambar anda, setiap anda memilih(mengklik) layer pada kotak dialog tersebut satu persatu.

7. Layer Freeze, berfungsi untuk menonaktifkan layer dari objek yang terseleksi atau yang anda kehendaki, dengan cara mem frozen (mematikan) layer tersebut.

menu command : layfrz

Caranya : klik tool ini ( atau anda bisa ketik pada keyboard      ‘layfrz’     kemudian enter ), klik kiri objek yang akan anda frozen – kemudian enter, maka secara otomatis objek tersebut akan dihidden (disembunyikan), dan tidak itu saja semua objek lain yang memiliki layer yang sama seperti layer dari objek yang anda freeze ini juga otomatis akan dihidden juga.

8. Layer OFF, berfungsi untuk mematikan layer dari objek yang terseleksi atau yang anda kehendaki.

menu command : layoff

Caranya : klik tool ini ( atau anda bisa ketik pada keyboard      ‘layoff’     kemudian enter ), klik kiri objek yang akan anda matikan (off) – kemudian enter, maka secara otomatis objek tersebut akan dimatikan (karena layernya di off kan), dan tidak itu saja semua objek lain yang memiliki layer yang sama seperti layer dari objek yang anda matikan ini juga otomatis akan dimatikan juga.

9. Layer Lock, berfungsi untuk mengunci layer dari layer objek yang terseleksi atau yang anda kehendaki

menu command : laylck

Caranya : klik tool ini ( atau anda bisa ketik pada keyboard      ‘laylck’     kemudian enter ), klik kiri objek yang akan anda kunci (lock) – kemudian enter, maka secara otomatis objek tersebut akan dikunci (karena layernya terlocking), dan tidak itu saja semua objek lain yang memiliki layer yang sama seperti layer dari objek yang anda kunci ini juga otomatis akan dikunci juga.

10. Layer Unlock, berfungsi untuk membuka objek yang terkunci layernya, akibat penggunaan layerlock, atau layiso, ( khusus untuk layer yang terkunci akibat penggunaan layiso, karena layer yang dimatikan adalah semua layer yang tidak terpilih, maka untuk membukanya harus diklik satu persatu, maksudnya begini katakanlah objeknya ada empat dengan masing2 layer yang berbeda, semisal layer 1,2,3 dan 4. Jika anda akan me-layiso objek1(layer1) maka otomatis objek 2,3, dan 4 pasti akan terkunci karena layer 2,3, dan 4 nya dikunci. Kalau anda memakai layer unisolate, maka dengan sekali klik layer 2,3, dan 4 akan terbuka, tetapi apabila anda menggunakan layer lock, maka untuk membuka layer dari objek yang terkunci tadi anda harus mengklik satu persatu object 2,3, dan 4 ). Cukup mudah dipahami kan…! he..he..he

menu command : layulk

Caranya : klik tool ini ( atau anda bisa ketik pada keyboard      ‘layulk’     kemudian enter ), klik kiri objek yang akan anda un-locking layernya

Oke..sekian dulu pembahasan mengenai layers II ini, dan untuk menajemen layer secara lanjut, Insya ALLAH  akan saya bahas pada posting berikutnya. sekian dan moga-moga bermanfaat

by : lutfi @ndrian (www.kampustekniksipil.co.cc)

Friday, April 9, 2010

LAYISO, memisah layer dengan cepat pada AutoCAD

Layiso atau lengkapnya Layer Isolate, adalah sebuah tool pada AutoCAD yang berfungsi untuk memisahkan layer suatu objek dengan cepat terhadap beberapa layer objek yang lain tanpa harus melakukan locking atau mematikan layer satu persatu

Jadi tinggal meng-klik tombol Layer Isolate, kemudian anda klik objek mana saja yang diperlukan atau mau diedit, maka objek yang lain akan terkunci secara otomatis (layernya ter-lock), sehingga proses pengeditan objek akan menjadi lebih mudah.

Layer Isolate terletak pada toolbar Layers II, nomor 3 dari kiri (lihat tool yang saya lingkari pakai warna merah)

layer isolate

Jika toolbar ini tidak aktif atau tidak muncul pada menu toolbar AutoCAD anda, anda bisa mengaktifkannya dengan mengklik kanan area kosong pada toolbar, kemudian pilih Layers II, namun jika anda tidak pengen direpotkan dengan hal seperti ini, maka anda cukup dengan mengetik   layiso    pada menu command.

Layer Isolate, akan sangat berguna sekali apabila anda bekerja pada gambar-gambar yang memiliki layer banyak (kompleks), sehingga dengan me-lock atau mematikan layer tertentu dari beberapa objek, tentunya akan sangat membantu dalam penggambaran.

Untuk lebih jelasnya, mari kita praktekan sekarang  :

Sebagai contoh perhatikan gambar detail tulangan sloof  dibawah ini.

layer isolate 11

dan ini adalah layer dari gambar diatas

layer isolateNah…katakanlah sekarang saya ingin mengedit sengkang dari sloof tersebut (lihat tanda panah merah pada gambar diatas) dan saya ingin mengunci layer objek lain selain layer sloof tersebut supaya lebih mudah dalam proses pengeditan. Pertanyaannya adalah, apakah kita harus masuk kekotak layer properties manager kemudian mengklik kunci layer tersebut satu persatu seperti gambar dibawah ini ?

layer isolate2 Cara seperti ini tidak salah tapi juga kurang efektif. Ada beberapa cara lain yang lebih cepet daripada cara seperti ini, salah satu cara tersebut adalah dengan menggunakan   ‘Layer Isolate’

Mau bukti ???!

1. Sekarang ketik     layiso      pada keyboard anda, kemudian enter

2. Klik kiri pada objek yang mau diedit (dalam hal ini objek sengkang)

3. tekan enter

layer isolate3

layer isolate4

Nah sekarang anda lihat, semua objek telah terkunci (warnanya berubah agak gelap), kecuali objek sengkang.

Untuk menormalkannya kembali, anda bisa ketik     layuniso    pada keyboard, kemudian tekan enter

(cat : berlaku untuk AutoCAD versi 2008 dan diatasnya, sedangkan untuk versi 2007 atau dibawahnya silahkan di cek sendiri he…he…he)

Semoga bermanfaat…………

Thursday, April 8, 2010

Sekapur sirih sejarah irigasi di Indonesia

pageimx_irigasi_02Irigasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk  memperoleh air dengan menggunakan bangunan dan saluran buatan untuk   mengairi lahan pertaniannya. Kata irigasi sendiri berasal dari dari kata irrigate dalam bahasa belanda dan kata irrigation dalam bahasa inggris.  Dalam dunia modern saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mangalirkan air tersebut ke lahan pertanian.

Menurut Abdullah Angoedi dalam Sejarah Irigasi di Indonesia, disebutkan bahwa dalam laporan pemerintah Belanda, irigasi didefinisikan sebagai :

Secara teknis menyalurkan air melalui saluran-saluran pembawa ke tanah pertanian dan setelah air tersebut diambil manfaat sebesar-besarnya kemudian menyalurkannya ke saluran-saluran pembuangan terus ke sungai 

Namun demikian irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu-persatu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram.
Sebagaimana telah diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Mesir Kuno.

Sejarah Irigasi di Indonesia

Irigasi Mesir Kuno dan Tradisional Nusantara

irigasi mesir kono Sejak Mesir Kuno telah dikenal dengan memanfaatkan Sungai Nil. Di Indonesia irigasi tradisional telah juga berlangsung sejak nenek moyang kita. Hal ini dapat dilihat juga cara bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Dengan membendung kali secara bergantian untuk dialirkan ke sawah. Cara lain adalah mencari sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang bersambung. Ada juga dengan membawa dengan ember yang terbuat dari daun pinang atau menimba dari kali yang dilemparkan ke sawah dengan ember daun pinang juga.

Sistem Irigasi Zaman Hindia Belanda

Sistem irigasi adalah salah satu upaya Belanda dalam melaksanakan Tanam Paksa (Cultuurstelsel) pada tahun 1830. Pemerintah Hindia Belanda dalam tanam paksa tersebut mengupayakan agar semua lahan yang dicetak untuk persawahan maupun perkebunan harus menghasilkan panen yang optimal. dalam mengeksplotasi tanah jajahannya.

irigasi tempo doeloe

Sistem irigasi yang dulu, telah mengenal saluran primer, sekunder, ataupun tersier. Tetapi sumber air belum memakai sistem Waduk Serbaguna seperti TVA (Tennessee Valley Authority ) di Amerika Serikat. Air dalam irigasi lama disalurkan dari sumber kali yang disusun dalam sistem irigasi terpadu, untuk memenuhi pengairan persawahan, di mana para petani diharuskan membayar uang iuran sewa pemakaian air untuk sawahnya.

Selanjutnya disebutkan bahwa setelah pemerintah Hindia-Belanda mendirikan departemen BOW, mulailah dibentuk “Irrigatie Afdeling”, tercatat 1-Januari-1889 dibentuk daerah irigasi yang pertama yaitu Irrigatie Afdeling Serayu yang meliputi keresidenan banyumas dan Bagelan di Jawa tengah, kemudian pada tahun 1892 dibentuk pula Irigatie Afdeling Brantas yang meliputi daerah Surabaya, Malang dan Kediri, selanjutnya Irrigatie Afdeling Serang yang meliputi daerah Semarang, Demak dan Purwodadi. Dalam tahun 1910, Pulau Jawa telah habis terbagi oleh daerah-daerah irigasi.  

Waduk Jatiluhur 1955 di Jawa Barat dan Pengalaman TVA 1933 di Amerika Serikat

waduk jatiluhur1 Tennessee Valley Authority (TVA) [1] yang diprakasai oleh Presiden AS Franklin D. Roosevelt pada tahun 1933 merupakan salah satu Waduk Serba Guna yang pertama dibangun di dunia [2]. Resesi ekonomi (inflasi) tahun 1930 melanda seluruh dunia, sehingga TVA adalah salah satu model dalam membangun kembali ekonomi Amerika Serikat.

Isu TVA adalah mengenai: produksi tenaga listrik, navigasi, pengendalian banjir, pencegahan malaria, reboisasi, dan kontrol erosi. Sehinga di kemudian hari Proyek TVA menjadi salah satu model dalam menangani hal yang mirip. Oleh sebab itu Proyek Waduk Jatiluhur merupakan tiruan yang hampir mirip dengan TVA di AS tersebut.

800px-Jatiluhur_damBendungan Jatiluhur (http://id.wikipedia.org/wiki/Waduk_Jatiluhur)

800px-Jatiluhur_lake

Waduk Jatiluhur (http://id.wikipedia.org/wiki/Waduk_Jatiluhur)

Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Oleh pemerintah Bendungan itu dinamakan Waduk Ir. H. Juanda. Dengan panorama danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 milyar m3/tahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia.

Referensi :

http://id.wikipedia.org, catatan kuliah irigasi, “desain hidrolik bangunan irigasi” Prof.R.Drs Eman Mawardi, Dipl.AIT

Tuesday, April 6, 2010

TCASE, mutasi text dengan cepat pada AutoCAD

Didalam gambar kerja, kita sering menjumpai “Catatan Engineering” yang biasanya ditempatkan pada space kosong di area gambar. Letaknya bisa dipojok kanan atas, bisa dipojok kanan bawah atau juga bisa dibawah tergantung dari engineer (drafter) yang membuatnya. Contohnya seperti gambar berikut ini  :

Perhatikan bagian yang saya lingkari pakai warna merah 

text enginner 2

Kalau bagian “catatan engineer” yang saya lingkari pakai warna merah  tersebut saya zoom, hasilnya seperti ini :

 text enginner 1

huruf text yang digunakan berjenis CAPITAL semua alias hurufnya huruf besar. Nah…sekarang bagimana caranya merubah  text berhuruf CAPITAL tersebut menjadi berhuruf kecil semua tanpa harus bersusah payah mengedit dan mengetik ulang text tersebut ?.  

caranya mudah kok, cuman 3 langkah aja yang perlu kita lakukan kok.

 

 

1. Ketik     TCASE      pada keyboard, kemudian enter

2. Klik kiri pada text tersebut, kemudian klik kanan, hingga muncul pilihan seperti gambar dibawah ini

text engineer 33. Pada kotak TCASE-change text case,  pilih “Sentences case” kemudian klik “OK”.

Nah sekarang anda lihat ini, semua text telah ber ’mutasi’ ke huruf kecil (semula adalah berhuruf CAPITAL)

text engineer 4

Cukup mudah dipahami kan…..

Beda engineer (drafter), beda juga cara penggambaran kan……. (contohnya saya, drafter yang suka model tulisan yang minimalis… he…he…he kayak perumahan aja) …..Semoga bermanfaat!

Saturday, April 3, 2010

PROSEDUR PERENCANAAN BALOK TERHADAP LENTUR DENGAN TULANGAN TARIK (TUNGGAL). – PART1

Introduction

Dalam merencanakan struktur sebuah konstruksi bangunan (semisal : rumah tinggal dengan 2-3 lantai / kategori rumah mewah), kadangkala karena beberapa pertimbangan tertentu dari segi arsitektural, dimensi balok struktur telah ditentukan sedemikian rupa dan tidak boleh untuk diperbesar, padahal mungkin saja balok tersebut mempunyai bentang cukup besar atau mungkin mengalami kondisi seperti gambar dibawah ini

New Picture (18) 

Keadaan seperti ini bisa saja terjadi, karena kalau kita berbicara mengenai 'konstruksi rumah tinggal’, mengharap kolom bisa sentris/lurus dari lantai bawah ke lantai atas jelas tidak mungkin sekali, karena posisi kolom didesain mengikuti pola tata ruang dari rumah tersebut

Seperti kita ketahui bersama bahwasanya balok dengan kondisi tubuh “ramping” sangat riskan terhadap bahaya lentur dan memiliki resiko lendutan yang besar, sehingga dikhawatirkan balok tidak dapat memberikan kemampuan layan yang memadai untuk menahan beban-beban diatasnya.

Sebenarnya ada beberapa cara untuk mengatasi masalah diatas, diantaranya adalah dengan memberikan kolom tambahan pada bentang balok tersebut yang berfungsi sebagai penyangga sekaligus untuk memperkecil bentang balok tersebut sehingga otomatis dapat mengurangi lendutan yang terjadi. Cara berikutnya adalah dengan memperbanyak jumlah tulangan balok yang merupakan konsekuensi dari pembatasan ukuran dimensi balok tersebut. lihat ilustrasi dibawah ini.

Cara I ( dengan menambahkan kolom untuk menyangga balok) 

New Picture (19)

Cara diatas adalah cara yang paling ideal, namun jika cara tersebut tidak memungkinkan untuk diterapkan semisal dikarenakan alasan kebutuhan ruang, maka mau tidak mau kita harus memperbesar dimensi balok dan atau memperbanyak jumlah tulangan

Cara II (memperbesar dimensi balok dan memperbanyak jumlah tulangan)

New Picture (21)

 

Dari dua cara yang telah diungkapkan diatas, secara pribadi saya lebih suka dengan cara yang pertama, karena apa?,

1. Berbicara tentang struktur rumah tinggal (rumah mewah) maka mengharapkan posisi kolom sentris/lurus dari bawah sampai atas sangat tidak mungkin sekali, malah kenyataan yang kita jumpai adalah ada kolom yang bertengger dibalok (lihat gb diatas). hal ini mengakibatkan transfer pembebananya tidak efektif atau dengan kata lain beban yang seharusnya berakhir pada kolom untuk segera diteruskan ke pondasi masih harus puter-puter dulu ke balok – ke kolom – ke balok lagi, sehingga praktis hal ini harus dihindari. Selain itu kolom yang bertengger/menumpu pada balok sangat tidak ideal karena bisa menimbulkan beban titik/ terpusat yang cukup besar serta momen lentur dan puntir yang besar pula, sehingga dengan penambahan kolom dan dengan penempatan posisi yang tepat (dalam kaitannya menyangga balok) diharapkan dapat mengekonomiskan hasil desain struktur dari balok tersebut.

2. Balok dengan tulangan banyak dengan kondisi badan ramping (dimensi balok dibatasi), space ruang tempat masuk material menjadi berkurang/terbatas (sempit), sehingga dikhawatirkan pada waktu pengecoran, material pembentuk beton tidak bisa masuk secara sempurna, sehingga mengakibatkan betonnya kurang padat. Selain itu, proses pengikatan dan perakitan tulangan tentu saja juga jadi merepotkan, belum lagi pembengkokan, pengangangkutan material dan lain sebagainya.

Ulasan yang saya utarakan diatas adalah sebuah introduksi sebelum pembahasan secara teknis mengenai prosedur perencanaan balok terhadap lentur dengan tulangan tunggal, dan tentu saja untuk posting kali ini saya batasi untuk tulangan tarik saja, sedangkan untuk prosedur perencanaan balok dengan penulangan rangkap akan saya bahas pada posting berikutnya. 

Secara garis besar diposting kali ini akan saya jelaskan bagaimana cara mendesain tulangan tarik dari balok jika dimensinya belum diketahui (tidak ditentukan/dibatasi secara arsitektural) dan bagaimana cara mendimensi balok yang dimensinya sudah ditetapkan berdasarkan pertimbangan secara arsitektural.

Baik! mari kita lanjutkan, sekarang perhatikan gambar berikut :

            (1)                              (2)                         (3)

New Picture (23)

indeks T menyatakan tension, sedangkan C menyatakan Compression

Keterangan :

Gb (1)   :   Gambar Balok, yang berwarna biru adalah bagian balok yang mengalami tegangan tekan, sedangkan warna putih dibawahnya adalah bagian serat tarik dari balok.

Gb (2)   :   Gambar diagram tegangan tekan aktual

Gb (3)   :   Gambar diagram tegangan tekan efektif

Penurunan perumusan untuk perencanaan balok dengan tulangan tunggal adalah sebagai berikut

analisa penampang balok

Ok! sekarang kita akan menginjak pada contoh kasus.

Kasus (1)

Dimensi (b, h) pada balok sudah diketahui atau ditentukan

(misal : karena adanya persyaratan arsitektural) maka prosedur perencanaannya adalah sebagai berikut :

1. Hitung besarnya momen ultimate (Mu) akibat beban berfaktor

2. Hitung besarnya momen nominal yang dibutuhkan (Mn)

    ØMn Mu

      Mn = Mu/Ø

3. Hitung m,       m = fy/(0.85 . fc’)

4. Hitung Rn,      Rn = Mn/ (b.d2)

5. Hitung rasio tulangan yang diperlukan (ρ)

Balok 1

Jika ρ> 0,75 ρb maka harus memakai tulangan tekan (karena dimensi sudah ditetapkan / tidak boleh diperbesar). Bila dimensi boleh diperbesar, maka sebaiknya dimensi diperbesar karena akan lebih ekonomis bila dibandingkan memakai tulangan tekan.

6. Hitung luas tulangan yang diperlukan (As)

    As = ρ .b.d

2. Bila diperlukan, kontrol agar dipenuhi syarat :

   ØMn Mu,    Ø = 0.80

Contoh Soal

pembebanan balok

Balok menahan Beban mati gD = 10,6 Kn/m (sudah termasuk berat sendiri) dan beban hidup gL = 22 Kn/m = 2,2 t/m, mutu beton (fc’) = 20 Mpa, mutu baja tulangan (fy) = 400 Mpa. Karena pertimbangan arsitektural, maka dimensi balok telah ditentukan sebesar (25x65)cm2

Pertanyaan : hitung penulangan balok tersebut !

(Catatan : Besi tulangan yang tersedia dilapangan D19,D25, dan D29)

Jawab :

1. Hitung besarnya momen ultimate (Mu) akibat beban berfaktor

    Md = 1/8 (qd) L2 = 1/8 (10.6) (7)2 =  65 KNm

    Ml  = 1/8 (ql) L2  = 1/8 (22) (7)2    =  135 KNm

    Mu = 1.2 (Md) + 1.6 (Ml) = 1.2 (65) + 1.6 (135)

         = 78 + 216 = 294 KNm = 294.106 Nmm

2. Hitung momen nominal yang dibutuhkan (Mn)

    Mn = Mu / Ø = 294.106 / 0.8 = 367,5 . 106 Nmm

3. Hitung m,  dimana m = fy / (0.85 fc’)

    m = 400 / (0.85 x 20)  = 23.53

4. Hitung Rn, dimana Rn = Mn / (b.d2)

    balok

    - tebal selimut beton direncanakan = 30 mm

    - diameter sengkang direncanakan = 12 mm

    - tulangan utama direncanakan      = 25 mm (D25)

decking

a = tebal selimut beton

b = diameter sengkang/begel

c = setengah diameter tulangan utama

d = h – a – b – c

    = 650 – 30 – 12 – 1/2(25)

    = 595.5 mm  diambil =  595 mm

    Rn = 367,5 . 106 / (250 x 5952) = 4.15

5. Hitung rasio penulangan yang diperlukan

rasio penulangan

rasio penulangan 2

    ρ min = 1.4 / fy  =  1.4 / (400) = 0.0035 = 0.35%

   ρ max = 0.75  ρb = 0.75 ( 0.85 fc’ β1 600)/(fy (600 + fy))

                                = 0.75 (0.85x20x0,85x600 )/(400(600+400))

                                = 0.0613  = 1.63 %

     ρ min < ρ < ρ max

     0.0035 < 0.0121 < 0.0163

6. Hitung luas tulangan yang diperlukan

    As = ρ . b. d  =  0.0121 x 250 x 595 = 1800 mm2

    besi tulangan yang ada : D19, D25 dan D29

    Luas penampang D19 = 1/4(3.14)(192) =  283.385 mm2

    Luas penampang D25 = 1/4(3.14)(252) =  490.625 mm2

    Luas penampang D29 = 1/4(3.14)(292) =  660.185 mm2

    Jadi :

    1. Kalau memakai D19 butuh = 7 buah = 7D19 = 7(283.385)

        = 1983.695 mm2 > 1800 mm2 ( memenuhi)

    2. Kalau memakai D25 butuh = 4 buah = 4D25 = 4(490.625)

        = 1962.5 mm2    > 1800 mm2 ( memenuhi)

    3. Kalau memakai D29 butuh = 3 buah = 3D29 = 7(660.185)

        = 1980.55 mm2  > 1800 mm2 ( memenuhi)

    nah… dari beberapa pilihan tersebut terserah anda mau pilih yang mana. tapi kalau saya pribadi lebih suka memilih yang no.3 yaitu besi dengan ukuran 29 berjumlah 3 buah tulangan atau 3D29, karena biar gak ribet dalam pembengkokan dan perakitan tulangan (biar ngirit kawat bendratnya he..he..he), selain itu biar space ruangnya jadi  lebar sehingga lebih mudah pada waktu pengecoran dan pemadatan beton.

Ok, sekarang saya pilih 3D29.

- Cek lebar perlu : 2(30) + 2(12) + 3(29) + 2(29) = 229 < 250…...(OK!)

- Cek d sebenarnya : 650 – 30 – 12 – (29/2) = 593 ≈ 595……(OK!)

Selesai.

Contoh yang saya lampirkan diatas adalah suatu cara atau prosedur perhitungan menghitung tulangan balok jika dimensinya sudah ditentukan sebelumnya, Nah sekarang bagaimana cara perhitungan tulangan dari sebuah balok jika dimensinya belum diketahui atau belum ditentukan ?….

hal ini akan saya sambung di posting saya berikutnya di :

“PROSEDUR PERENCANAAN BALOK TERHADAP LENTUR DENGAN TULANGAN TARIK (TUNGGAL). PART 2”

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes